di Sleman :)

Kita pernah membuat romansa di Sleman. Lewat sususan agenda yang selalu menyenangkan. Kita membuat itinerary kita sendiri di tengah tugas kuliah yang sialan. Dari utara sampai selatan; kita meninggalkan jejak di setiap pemberhentian.

Kau ingat malam di Taman Kaliurang? Sedikit gerimis kala itu. Kau memakai hoodie hitam yang ternyata tak mampu menahan gigilnya udara.

“Aku mau wedang ronde” katamu.

Sementara dari balik awan dan pepohonan, Merapi mengintip malu-malu; ia jadi bukti bahwa hangatnya kebersamaan kita mengalahkan gigilnya udara.

Sebelum tengah malam, kita menuju Gajayan. Ada gudeg paling enak siap menyuplai tenaga kita di antara pertigaan Moses.

“Nasinya setengah aja ya, bu” katamu selalu.

Dan selepas dini hari, kita kembali pada tempat masing-masing. Aku di Samirono, kau di Condong Catur. Kita sama-sama menanam rindu. Sama-sama memimpikan bisa bangun pagi bersama. Sama-sama bisa melihat sore dan pagi di teras rumah berdua.

Tapi lama-lama, Sleman tak mau diajak kerja sama. Sleman mengirimkan petir paling asu ke kepalaku. Bersama deru klakson kendaraan di Adi Sucipto, kau meninggalkan Sleman dengan duka. Meninggalkan Candi Prambanan, Meninggalkan puluhan cup Kopi Kenangan, Meninggalkan potongan Onion Ring di Demangan.

Meninggalkanku dengan pedih paling bajingan.

Lalu bersamaan dengan lantang panggilan boarding, kita saling memberikan lambaian tangan. Aku memberikanmu jaket yang kupakai saat kita ke Kaliurang, sedang kau memberikanku gelang aneh yang selalu kau paksa untuk kupakai di pergelangan.

Kita sepakat untuk bertemu lagi suatu saat. Entah kau dengan suamimu, atau aku dengan isteriku. Tentu kita sama-sama mengutuk, tapi harus saling berlapang dada kan?

Dan yaa…. Kini, Sleman jadi sepi. Sleman jadi tak menarik lagi. Merapi mengingkari janji.

Ya sudah. Sampai bertemu lagi dengan perasaan yang berbeda. Dengan hati yang lebih bahagia. Dengan ingatan kisah kita yang ternyata tak bisa bersama.

Semoga kau bisa menemukan aku di sana, semoga aku, juga bisa menemukanmu di sini. Di Sleman.

Semoga 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *