Di antara riuh video wajah puan menggemaskan di Tiktok, aku menemukanmu di Gege Elisa.
Algoritma Tiktok seperti mendukungku untuk terus merawat ingatan tentangmu.
Maka layaknya intel, diam-diam aku menganalisis Gege Elisa. Aku memfollownya. Mencari tahu asal-usulnya dan apakah dia sudah punya pacar?
Bukan apa-apa, aku cuma penasaran; kenapa Gege Elisa bisa mengingatkan aku denganmu ya?
Lalu kuperhatikan lagi video berdurasi 24 detik itu. Ahh fakk… fix. Ada tatapan yang sempat kau tanam manis di kepalaku. Ada cara menengokmu yang khas. Dan… lihatlah saat Gege Elisa menaruh tangannya di dagu, atau saat Gege Elisa tiba-tiba berpaling ke belakang melihat kamera, atau saat Gege Elisa mengibaskan rambutnya.
Sekali lagi fix! Ada kamu di Gege Elisa.
Lalu aku membayangkan menjadi orang yang memegang kamera itu. Mengarahkan gayamu, merekam tiap gerak-gerikmu, mengeditnya tanpa sentuhan color grading atau filter beauty, lalu mempostingnya dengan penuh kebanggaan. Ah pasti membahagiakan sekali.
Oh ya, sejak aku melihat video itu, aku jadi kepikiran untuk mengganti nama kontakmu menjadi: Angsa.
Semoga nggak ada aplikasi GetContact di ponselmu. Nanti aku jadi isin.
