Tak Ada Ramadan Tahun Ini

Aku tidak saling sepakat dengan Ramadan. Tidak menerimanya dengan utuh layaknya anak manusia yang diam-diam saling mencintai. Atau layaknya perindu yang ditinggalkan karena tak diinginkan.

Sejak beberapa tahun lalu, Ramadan selalu datang dengan cipratan ingatan masa lampau yang kacau. Tentang tak ada lagi hangatnya kebersamaan dan dendang alunan dzikir di sepertiga malam. Juga suara piring kala petang dan malam. Atau suara bapak, mamah, kakak dan adik yang…

Ramadan selalu datang dengan angin paling sunyi yang meski coba kurenungi, justru sepi makin mengintimidasi. Tak kutemukan lagi pemaknaan Ramadan di kepala selain tugas-tugas juga tuntutan nafas yang berat.

Ramadan tidak seperti dulu. Ramadan tidak seperti seharusnya. Ramadan tidak semestinya datang!

Tapi besok, Ramadan benar-benar datang. Entah harus kuhadapi bagaimana. Entah harus kujalani sampai mana. Entah harus kumaknai seperti apa kalau selalu soal kesedihan yang ditawarkan Ramadan.

Aku menyelami Ramadan dengan paksa. Dengan ingatan rindu di kepala. Dengan berai-berai kenangan hangat yang coba kusatukan untuk membentuk rumah. Tapi aku tak melahirkan apa-apa selain hukuman penuh perkara.

Ramadan? Kurasa masih tak ada Ramadan tahun ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like
Read More

Pacar Orang #4

Akhirnya, aku memilih blok tengah: antara kamu dengan kekasihmu. Aku memilih untuk menampilkan diriku sebagai orang yang tak…