Jangan Main-Main Dengan Doaku!

Jika kau tak melihatku, maka aku yang melihatmu. Jika muskil menemuimu, maka kuhadirkan kau di mimpiku. Jika balasanmu adalah ketidakpedulian, aku lebih tidak peduli!

Akan kumiliki kamu dengan cara paling tinggi. Kupilih jalur langit; lewat doa panjang di jam tiga pagi. Kusebut presisi namamu, dengan metodologi rahasia yang tak diajarkan di bangku sekolah dan lewat syair-syair Jalaluddin Rumi di kala gelisah.

Aku akan tak tahu aturan dalam berdoa. Apapun yang kupanjatkan, pasti berujung namamu. Atas pengharapan murniku yang selalu kau anggap sia-sia.

“Kita itu nggak bisa sama-sama! Doamu terlalu lusuh untuk dipanjatkan! Bahkan sajadahmu saja malas mendengar rintih dan isak doamu! Sudahlah. Jangan kekanak-kanakankan!”

Orang macam apa yang menyebut doa itu kenakan-kanakan? Tapi tak apalah. Untung aku sayang kamu. Jadi kuanggap itu hanya bercanda.

Sekali lagi, aku ingin brutal berdoa. Setiap pagi, subuh, malam, sore, tidur, jaga. Setiap hari! Akan kugetarkan pintu langit dan hati para malaikat. Meminta agar Ramadan kali ini memampukan aku untuk jadi kekasihmu.

Jika kau masih tak acuh, jika ternyata kau masih membercandakan doanku, maka kuulangi video ini dari awal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like
Read More

Lagi-lagi Kalah Kuat

Akhirnya kita berhenti mengumbar rindu. Berhenti saling peduli; menurunkan intensitas mengirim Whatsapp atau react Instastory. Kini kau bisa…
Read More

Sial-nya Mahalini

Hari itu kutanamkan kepastian di matamu; bahwa aku ikhlas menjadi lansia bersamamu. Bahwa aku siap membuatkanmu secangkir kopi…