Hei! Opsimu terbatas! Jadi lekaslah!

“Udahlah. Semua kan udah ada yang ngatur. Aku juga nggak buru-buru amat. Santai”

Padahal jauh dalam kepalamu aneka bentuk kecemasan sedang mengerogotimu. Di antara banyaknya itu, jodoh adalah yang paling mengganggumu. Ia memakan hampir seluruh prioritasmu. Bahkan, ia menyadarkanmu dengan paksa ketika kau lagi enak-enak tidur di siang bolong.

Alih-alih berani menghadapi, kau malah lari dengan banyak alibi.

“Kau itu telat! Ayolah! Sadari itu.”

Dan kau masih menolak. Menggunakan dengkulmu sebagai pusat berpikir. Menganggap bahwa hidup adalah soal bangun, makan, gajian dan tidur. Padahal kau dan aku tahu, hidup selalu tentang menjadwalkan rencana. Kau bahkan belum mendekati keduanya.

Kau belum punya rencana, sehingga kau tak bisa menjadwalkan.

“Tapi aku sadar kok. Aku mampu mengendalikan diriku. Jadi, jangan sok peduli ya”

Kalau bukan aku yang peduli padamu, lalu siapa lagi?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like
Read More

Pesan Untukmu

Apa yang akan aku bilang ini mungkin terdengar naif sekaligus munafik. Jadi, kau bisa menghardik atau menoyor kepalaku.…
Read More

Pacar Orang #2

Beberapa hari ini, kamu nggak ada di barisan instastoryku. Kamu ngebiarin aku mengigil karena nggak liat lucu wajahmu…