Kamu yang selalu dipaksa kepala untuk memikirkan banyak hal. Kamu selalu melakukannya karena menurutmu overthinking itu adalah cara agar kamu tetap waras serta upaya melatih kemampuan problem solving-mu.
“Ternyata overthinking itu menyenangkan” ucapmu dengan nada paling ikhlas selepas sujud di jam dua pagi.
Oh ya. Kamu juga sangat perasa sehingga temanmu cuma segilintir. Tapi di sisi lain, kamu sangat mudah memberi gelar ‘saudara’ ke teman yang kamu pilih –meski ia tak menganggapmu saudara. Dan selayaknya saudara, kamu akan selalu ada untuknya.
Sialnya urusan asmara, kamu selalu gagal. Padahal seleramu nggak aneh-aneh. Kamu selalu gampang jatuh cinta dengan orang yang sederhana dan simple. Dan ketika sudah jatuh cinta, kamu bisa melakukan apa saja. Termasuk menjadi tolol atau jatuh miskin.
Kemudian kamu overthinking lagi, berserah lagi, cari duit lagi, capek lagi, kulineran lagi, patah hati lagi. Tapi selalu, kamu bisa menerima dan menertawakannya.
“Faklah hidup ini” katamu sambil ketawa-ketiwi di jam dua pagi.