Apakah kau tahu kapan kegembiraan bisa meletup di dadaku? Ya, itu adalah saat aku tahu kau berhasil mencapai tujuaanmu setelah melewati semesta yang keras.
Kau ingat? Pada suatu masa yang jauh, kau pernah cerita soal impianmu, yang tentu saja tak pernah lupa kau bersamai dengan doa penuh cahaya. Meski di awal kau sedikit ragu; harus sekencang apa berlari untuk bisa mengudara, ya? Tapi dengan sendirinya, kau menemukan jawaban. Sebab kau punya visi, kau jalankan dengan misi, dan kau layak memanennya.
Oh, ya. Asal kau tahu, aku selalu senang terlibat dalam prosesmu. Menyaksikan keikhlasamu yang kian menebal, kesabaranmu yang makin menajam dan kau, selalu setia pada tujuan.
Meski begitu, ingatlah bahwa urusanmu dengan Tuhan tak pernah selesai. Maka selalu berniat-baiklah. Jaga tujuanmu. Rawat ia dengan segenap keikhlasan yang kau punya. Dengan doa paling tulus, sehingga aku dengan penuh kebanggaan bisa berucap…
Mengudaralah yang jauh. Di mana pun jaga paruh. Sayapmu jangan sampai lusuh. Pulang jika rindu.
Sekarang, aku hanya bisa berdiri jauh di belakangmu. Melihat simpul senyummu yang penuh kehangatan itu. Kupastikan doaku akan selalu membersamaimu. Menemani langkahmu. Membasuh lusuh perjuanganmu, dan pulanglah jika kau rindu. Kapan pun. Aku selalu siap menyambutmu.