Percayalah Kekasihku, Pada Akhirnya Kita yang Menang

“Apakah kita bisa berjalan selamanya? Sedangkan keadaan sangat tak memungkinkan untuk sekedar berpegangan tangan.”

“Ini cuma masalah waktu. Kita tunggu saja. Aku yakin waktu akan berbaik hati.”

“Tapi kadang waktu itu jahat.”

“Tapi aku mencintaimu.”

“Aku pun begitu. Sekarang apa yang akan kamu lakukan?”

“Merabimu.”

“Cepat lakukan!”

___

Dear kekasihku yang akan terus aku sayang. Semoga kebahagian ini tak berjalan sementara. Kamu ingat kan ada mimpi yang harus kita perjuangkan? Sabar ya!

Mungkin hubungan ini terasa berat untukmu, juga untukku. Tapi percaya lah, bahwa keteguhan hati sangat menjanjikan keberkahan. Kita harus kuat, berpasrah pada waktu, dan bersabarlah, karena tak selamanya badai itu terus menghantam kita.

Terima kasih sudah menjadi takdirku. Terima kasih sudah mau membagi kebahagianmu. Dan terima kasih sudah jadi seseorang yang selalu merasa cukup. Mugo wae, awakdewe, saklawase.

Tak temokke kabeh bahagiaku sing tak karepke. Karo kowe kabeh wes dadi takdire

Sesegera mungkin kita akan mengukir sejarah lewat waktu yang angkuh itu. Kita sombongkan keromansaan kita pada hujan, pada langit, pada pelangi, pada gerimis di malam yang ritmis, juga pada mereka yang sering meragukan kita.

Percayalah kekasihku, pada akhirnya kita yang menang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like
Read More

Aku Rabi Sama…

Lebaran kemarin tak ada pertanyaan “KAPAN RABI?” dari orang-orang komplek. Mungkin mereka bosan karena selalu kujawab sekenanya tiap…