Aku menemukan rindu dalam sepianya foto-foto masa lalu. Seketika membentuk kolase ingatan; betapa dulu sangat mudah bagiku menyuguhkan tawa dan canda. Ya, masa-masa itu. Masa di mana hidup begitu lembut dan membahagiakan.
Aku masih ingat betul perayaan-perayaan yang dengan segala keriuhannya meletupkan kembang api di dadaku. Soal hangatnya kecupan ibu dan ayah setiap pagi, decit langkah di selasar sekolah saat alarm telat berbunyi dan soal merah marunnya kisah asmara di 17 yang penuh puisi.
Se-menggembirakan itu hidupku dulu, ya. Ke mana perginya kini? Ah, waktu. Ya, waktu menghabiskannya dengan tega; ia merenggut rantaian masa mudaku dan cuma memberiku rindu.
Kemudian kututup album foto. Aku terdiam cukup lama sebelum mengusap air mata yang jatuh tiba-tiba.
Sial…
Jadi dewasa kukira menyenangkan. Tapi ternyata sulit dan melelahkan
Jika waktu bisa kuputar kembali. Kan kunikmati setiap detik
Kini dengan segala fase dewasa yang melelahkan, tak ada yang bisa kulakukan selain terus menghargai waktu yang diberikan. Merawat dengan baik setiap pertemuan, rutin menguatkan diri dengan impian dan semoga di masa depan aku tak lagi kewalahan seperti sekarang.
Amin