Maka begitulah; pada akhirnya aku cuma akan jadi pereda. Jadi penenang atau semacam mahluk tak kasat mata yang sampai lebaran monyet pun, muskil jadi pemenang. Di hatimu, tentu saja. Dan seperti biasa, hanya kepadaku lah tempatmu mengadu. Atas hari-hari sedihmu. Tak ada kabar bahagia buatku sementara bagiku, tak ada pilihan lain selain terpaku. Padahal aku […]
Seringkali, biasanya di jam dua pagi, kamu ingin menyudahi hal-hal yang jadi rutinitasmu. Kamu merasa kehilangan tujuan, sehingga perjalanan penuh juang yang tak berkesudahan itu selalu terasa sia-sia. Jiwamu gusar juga sedih, dan… Apakah ada yang peduli? Siapa sudi mendengar? Kemudian dadamu sesak. Gumpalan air yang sedari tadi kamu tahan di mata itu pun jatuh. […]


