Boleh Aku Menyelam ke Kepalamu?

Aku ingin menyelam jauh ke kepalamu. Mencari kisah-kisah yang tak pernah kau ceritakan padaku. Aku penasaran, ada apa saja di situ. Jangan-jangan ada mantra yang selalu kau ucapkan sehingga kau bisa sekokoh sekarang? Aku juga mau tahu setiap moment paling sakral dan gelap di hidupmu. Biar aku bisa belajar darimu dan tenang, niatku bukan yang bukan-bukan.

Apa aku terdengar memaksa? Biarlah. Kali ini aku benar-benar ingin memaksa. Karena kau sungguh menganggu mimpiku! Hampir setiap malam! Dan kau harus tanggung jawab!

Salahmu juga setiap bertemu kau selalu main di permukaan. Kau membiarkan aku gemes karena ceritamu selalu tentang satu dua hal yang terjadi baru-baru ini. Hei! Kita tuh kenal sudah cukup lama! Kau bahkan tahu siapa cinta pertamaku.

Dan sungguh aku tak butuh kisah asmaramu yang rumit itu. Aku tak butuh kisah pertemananmu yang aneh itu. Aku tak butuh sambatan gajimu yang tak pernah cukup itu. Dan aku tak butuh asal muasal mengapa kau lihai sekali memainkan perasaan seseorang.

Aku butuh apa-apa yang tak pernah kau katakan. Apa-apa yang kau sembunyikan dengan tawa paling pura-puramu itu. Aku mau kau menyikap tabirmu, melepas topengmu, lalu jadilah apa adanya di depanku. Karena sungguh aku ingin tahu, agar aku bisa belajar darimu dan lagi-lagi, tenang, niatku bukan yang bukan-bukan.

Mungkin, sebagai awalan kau bisa memberitahuku potongan ayat yang paling kau sukai di kitab sucimu?

Eh, apa itu terlalu sentimen buatmu? Baik. Mari kumulai dengan pertanyaan ala-ala fakboy Seturan.

“Kapan terakhir kali kau menangis?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like
Read More

Cincin-nya Hindia

Ini tentang kita; hubungan penuh goncangan gila yang akhirnya, bisa kita maklumi. Kita adalah sepasang sejoli jauh dari…