Cincin-nya Hindia

Ini tentang kita; hubungan penuh goncangan gila yang akhirnya, bisa kita maklumi.

Kita adalah sepasang sejoli jauh dari wacana-rencana dan selalu berkutat intim di batas surga-neraka.

Kau ambisius cengeng, sedang aku selalu seperti bola panas. Kadang aku bisa mengimbangimu, kadang tidak, begitu pun sebaliknya.

Banyak moment di mana kita dibakar ego. Lalu sejenak berhenti, mengambil jeda, membenarkan perasaan, memahami diri demi hadiah baik di depan sana. Entah itu cincin, entah itu luka batin. Kita tak ambil pusing. Kita punyai hidup kita sendiri. Persetan mereka.

Dan… masa depan? Kita menolak punya tebakan.

Lalu selalu, hangat pelukan adalah obat paling ampuh selain komunikasi. Kita bisa baik-baik saja dan tidak baik-baik saja di waktu yang acak. Kita berbenah, lagi dan lagi.

Dari semuanya, terpenting, kita sudah bertahan sejauh ini. Cukup mengagetkan ternyata kita bisa saling menguatkan. Bisa saling menangis untuk banyak hal penting dalam hidup kita.

Satu doaku.

Hidup kita gini-gini aja.

Semoga juga, kita selau bisa mencintai apa adanya. Dalam tidur dan jaga. Sampai melingkar cincin di jari kita.

Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like
Read More

Pacar Orang #4

Akhirnya, aku memilih blok tengah: antara kamu dengan kekasihmu. Aku memilih untuk menampilkan diriku sebagai orang yang tak…
Read More

Aku Rabi Sama…

Lebaran kemarin tak ada pertanyaan “KAPAN RABI?” dari orang-orang komplek. Mungkin mereka bosan karena selalu kujawab sekenanya tiap…