Interaksi-nya Tulus

Entah bagaimana semesta mengaturnya, kau dan aku terikat garis interaksi. Kau yang sedikit pun tak pernah kubidik, tiba-tiba bergerilya ke kepala menembus hati. Tentu aku sadar bahwa ada benih patah hati yang tak bisa dihindari. Tapi… ya, you know me so well. Sangat susah bagiku untuk mengendalikan hati. Apalagi, ini pertama kali.

Kau yang dengan serta-merta, masuk bagai hantu, mengetuk pintu hatiku, memerihakan lagi hariku yang sayu.

Kemudian aku mulai mencerna perasaan aneh ini. Apakah ini cuma ego dibalut rasa penasaran atau aku memang bener-benar sayang. Sejauh mana hubungan ini bisa berjalan. Sampai di titik mana, kita bisa saling meluapkan perasaan.

Dan hasilnya, kita tenggelam pada romansa yang absurd. Kita sama-sama tak bisa mengenali perasaan macam apa ini. Aku suka biru, kau suka merah. Tapi kita tak suka ungu.

Kita bermain di situ, merayakan bahagia dan duka yang setipis tisu.

Tuhan… Jika dia memang bisa untuku, sini, dekat dan dekatlah. Dan jika dia memang bukan untukku, tolong, reda dan redalah.

Dan sejujurnya, jika aku bisa memilih, tak bertemu denganmu, adalah yang kupilih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like
Read More

Sial-nya Mahalini

Hari itu kutanamkan kepastian di matamu; bahwa aku ikhlas menjadi lansia bersamamu. Bahwa aku siap membuatkanmu secangkir kopi…
Read More

Pacar Orang #4

Akhirnya, aku memilih blok tengah: antara kamu dengan kekasihmu. Aku memilih untuk menampilkan diriku sebagai orang yang tak…