Sejak kau mendiami ruas-ruas dadaku, aku percaya bahwa mencintai tak pernah berkawan dengan timbal balik. Mencintai selalu beririsan dengan ketulusan yang bukan materi.
Itulah kenapa aku selalu menurutimu. Selalu ingin membuatmu girang. Membuatmu merasa beruntung memilikiku. Tak kupedulikan jarak yang membunuh. Centang satu kutahan, kehilangan teman tak apa, ucapan kasarmu kuterima hangat, dengan harapan suatu saat kau melihatku sebagai orang yang paling tulus mencintaimu. Orang yang all in untukmu di segala kondisi.
Ingin sempurna di matamu. Hanya itu yang aku mau.
Jika toh harapanku untuk sempurna di matamu tak pernah cukup, aku tak apa. Aku akan menganggap segala usaha dan perasaan sakit yang kutahan adalah sejumlah tes yang kau ujikan. Lagipula, bukankah buah perjuangan tak pernah datang di awal?
Aku yakin bisa lulus lalu mendiami hatimu.
Doakan aku kuat ya 🙂