Akhirnya kita berhenti mengumbar rindu. Berhenti saling peduli; menurunkan intensitas mengirim Whatsapp atau react Instastory.
Kini kau bisa tidur lebih nyenyak selepas kerja.
Tak ada lagi prasangka “Kita ini sebenarnya apa sih?” Padaku, yang tololnya selalu kuanggap bercanda.
Kini kau sukses menemukan teman bicara yang jauh lebih asyik, jauh lebih hype, jauh lebih care, jauh lebih dewasa karena cepat mengambil sikap untuk mengukuhkan hubungan.
“Kau terlalu lama. Kau terlalu lebay memberi harapan. Kau terlalu membercandakan semua ini. Kau tak fokus!” Katamu, lalu menyinggung soal usia.
“Kau wagu! Kenapa kau tak mau menunggu? Kenapa kau terburu-buru? Kenapa kau… selalu lebih cantik kalau pakai baju pink?”
Ya, aku minta maaf. Aku lelet kayak bekicot seperti katamu. Aku cuma mau ini sedikit lebih santai. Sedikit lebih luang, agar aku juga punya ruang untuk merencanakan.
Sementara kamu boleh lekas mencari. Demi rencanamu yang selalu kau ceritakan itu. Percayalah aku akan tetap jadi orang yang kau kenal, yang tidak begitu lucu tapi cemerlang melebihi kekasihmu sekarang ð
Sial, lagi-lagi aku kalah kuat, di malam Jumat