Pendengar Setia-nya Hal

Akhirnya aku menyadari, sejatinya kita ini terlalu banyak main perasaan. Ya meskipun, kau tak menganggap demikan. Kau memberiku info detail perihal kegiatanmu, kisah asamaramu, rahasia tergelapmu, dan tentu saja, air matamu. Sementara aku, cuma bisa menyedikan telinga yang entah mengapa aku sangat betah melakukannya. Mendengar ceritamu, sudah jadi ritual yang haram hukumnya ditinggalkan. Lalu lewat […]

Titeni Lan Enteni-nya Latif Nur Rohman

Kau selalu kembali dalam wujud yang lebih manis dari janji. Kau selalu punya cara membayangi. Dan sekuat apapun aku menyibak senyummu, serapat apapun aku mengurung ingatan tentangmu, kau tak pernah jemu menawariku harapan. Kau tentu tak ingat betapa aku secara sadar memilihmu di antara banyaknya rayuan. Kau malah menyuruhku pergi. Kau dengan sangat amat kurang […]