Penjaga Hati-nya Nadhif Basalamah

Sejak mata kita bertabrakan, kita meyakini kalau tak ada salah satu dari kita yang merasa menemukan. Sebab sesungguhnya, ya… kita saling menemukan.

Kemudian kita mulai rutin menekuni hati satu sama lain. Kau mengeja perasaanku yang sulit terbaca orang awan, sedang aku tabah mengurai pikiranmu yang disandra masa lalu.

Sampai aku menyadari bahwa kau adalah sebaiknya rumah. Ditambah kau punya pelukan yang hangatnya se-nyaman itu. Se-menenangkan itu. Se-meruntuhkan capek di leherku itu.

Kau itu… baik. Kau suka tersenyum dengan percaya diri yang luar biasa. Kau menggemaskan, tentu saja. Mempunyai wajah yang teduh. Lincah seperti rusa. Kau suka menangisi hal-hal yang kuanggap tak rasional dan ku rasa kau yang terbaik sejauh ini.

Atas dasar itu, sungguh, aku tak ingin berputus asa memperjuangkanmu. Kau tahu alasannya? Dengarkan ini…

Karena bersamamu semua terasa indah. Gundah gulana hatiku pun hancur sirna. Janji ku tak kan ku lepas wahai kau bidadariku dari surga. Tuk selamanya

Kuharap kau juga demikian. Ayo kita saling menenangkan. Saling cari cara agar terus berbagi kebahagian. Saling memberi damai di dunia yang makin bikin stress ini. karena akhirnya Gibran menjadi Cawapres.

Dan semoga kita, selalu bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like
Read More

Cincin-nya Hindia

Ini tentang kita; hubungan penuh goncangan gila yang akhirnya, bisa kita maklumi. Kita adalah sepasang sejoli jauh dari…
Read More

Pesan Untukmu

Apa yang akan aku bilang ini mungkin terdengar naif sekaligus munafik. Jadi, kau bisa menghardik atau menoyor kepalaku.…