Apa yang akan aku bilang ini mungkin terdengar naif sekaligus munafik. Jadi, kau bisa menghardik atau menoyor kepalaku. Tenang, aku tak akan marah.
Dan ini untukmu, orang yang sempat kuberi tanda love di kontak ponselku.
Jadi, apa kabar? Basa-basi ya. Langsung aja.
Aku peduli padamu. Tolong itu digaris-bawahi dulu.
Aku sempat khawatir saat melihat beberapa storymu. Bukan saat kau sedang hepi-hepi ya. Tapi, saat kau didekati lelaki lain. Aku takut kau lagi-lagi salah memilih pasangan. Ya, aku tahu, aku juga jadi salah satu penyumbang kesalahan terbesar di hidupmu.
Tapi… hahh.. Why is it so hard to say?
Aku tahu, di luar sana banyak lelaki yang mengincarmu. Aku tahu banyak lelaki yang ingin masuk ke 24 jam waktumu. Yang aku belum tahu, bahkan mungkin kamu, adalah niatnya. Kau bisa saja jadi pelampiasan atau tempat singgah. Kalau sobat Gen-Z bilang: dighosting.
Dan kita selalu gak mau itu terjadi kan?
Karena aku cukup mengenalmu, maka ijinkan aku berpesan:
Saat ada yang mendekatimu, ingatlah selalu kebrengsekanku. Ingatlah selalu pada banyak hal tentang aku yang mengecewakanmu. Ingat selalu wajahku. Dengan cara itu, kau jadi lebih bisa berhati-hati. Kau bisa punya waktu lebih banyak untuk menilai lelaki itu secara sadar dan serius.
Sekali lagi. Jangan buru-buru. Kau sedang rentan.
Kuharap kau tak membalasku dengan “Kalo peduli kenapa ditinggal? Kenapa gak dijagain? Sekarang malah sok-sokan peduli. Kentut!”
Ya. aku akan selalu salah sampai kiamat. Tapi ingat. Aku cuma berpesan. Kau bisa menerimanya, kau juga bisa membuangnya.
Kau punya hak prerogatif atas dirimu sendiri.
Semoga kamu, selalu terlindungi.