Warna Daster yang Cocok Untukmu

Dari sekian banyak moment menggemaskan, aku sangat ingin melihatmu bangun pagi mengenakan daster. Mungkin warna cokelat atau merah marun cocok untuk kulitmu. Kau akan tampak cemerlang, apalagi saat terpapar sinar matahari pagi.

Lalu suaramu jadi sedikit berbeda; ada serak yang gimana gitu. Rambutmu belum tertata, dan ada beberapa helai menjulang tak beraturan. Kau selalu merasa cuek dan entah kenapa cuma di moment itu cuekmu bisa kuterima dengan bahagia.

“Kau merasa mengerikan melihat wajahmu saat bangun tidur?”

🙂

Untung dulu aku tak menjadikan makeup sebagai nilai ukur ya. Nyatanya, tanpa makeup atau dalam kondisi semengerikan apapun menurutmu, kau selalu membuatku merasa tak menyesal memilihmu. Eh atau malah kamu yang menyesal memilihku? Hehe

Dan aku selalu mengijinkanmu untuk CUMA mengenakan daster di rumah. Bahkan ketika kau menyambutku pulang kerja. Sebab aku tahu pekerjaanmu di rumah cukup merepotkan. Aku tahu betul bagaimana rasanya menyapu lantai sampai ke sudut paling sulit, membersihkan debu atau sawang yang selalu sia-sia, mencuci berbagai barang yang harus dicuci, bangun lebih pagi setiap hari, bahkan aku tahu rasanya khawatir kulkas belum diisi atau bingung mau masak apa hari ini.

Aku tak mau egois dengan dalih atas nama “Capek pulang kerja, aku mau disambut bidadari di rumah” seperti Anang Hermansyah itu. Aku tak mau itu membuatmu kehilangan rasa percaya dirimu. Aku tak mau kau harus selalu memberi makan egoku. Dan yang paling mengerikan; aku tak mau mendengar “Aku capek, mas!” keluar dari mulutmu.

Sungguh aku mau melihatmu pakai daster setiap hari di rumah, meski bolong-bolong, meski kau anggap bangun pagimu kayak kalong, tak masalah buatku. Asal, jangan kasih aku cinta yang bohong.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like